Kasus parasit New World Screwworm kembali menghebohkan setelah otoritas kesehatan mengonfirmasi wabah screwworm Amerika. Kasus terbaru tercatat di Maryland pada awal Agustus 2025, ketika seorang pasien yang baru pulang dari El Salvador dinyatakan positif myiasis akibat larva screwworm. Hasil diagnosis ditegaskan oleh CDC pada 4 Agustus, dan Kementerian Kesehatan AS (HHS) langsung menetapkan status darurat pada 18 Agustus.
Parasit ini sangat berbahaya karena larva screwworm berkembang biak di luka terbuka, memakan jaringan hidup, dan memperbesar luka secara cepat. Hal tersebut bisa mengancam nyawa manusia jika tak segera ditangani, dan jauh lebih fatal bagi hewan ternak. Pemerintah Amerika Serikat merespons wabah screwworm Amerika dengan langkah cepat: memperkuat program surveilans, mempercepat produksi lalat steril untuk pengendalian populasi, serta memperketat pengawasan hewan di perbatasan.
Meski otoritas menekankan risiko pada masyarakat umum relatif rendah, kasus ini tetap menjadi peringatan serius. Bagi industri peternakan, keberadaan screwworm bisa memicu kerugian miliaran dolar bila tak terkendali. Situasi darurat ini pun menjadikan wabah screwworm Amerika sorotan internasional, terutama karena ancamannya pada kesehatan hewan, manusia, hingga ketahanan pangan.
Daftar isi
Fakta Ilmiah tentang Wabah Screwworm Amerika
Secara ilmiah, screwworm dikenal sebagai Cochliomyia hominivorax atau lalat dunia baru. Parasit ini menaruh telur di luka terbuka pada hewan berdarah panas. Dalam beberapa jam, telur menetas menjadi larva yang segera menggali jaringan hidup, memperluas luka, dan menciptakan kondisi yang mematikan jika tidak ditangani. Inilah yang membuat wabah screwworm Amerika sangat ditakuti, terutama di sektor peternakan.
Siklus hidup lalat ini relatif cepat, hanya memerlukan sekitar seminggu sebelum larva jatuh ke tanah untuk berpupa dan berkembang menjadi lalat dewasa. Setiap betina mampu menghasilkan ribuan telur dalam sekali siklus, sehingga penyebaran bisa sangat masif. Pada hewan ternak, infeksi screwworm mengurangi bobot tubuh, memicu infeksi sekunder, bahkan menyebabkan kematian.
Kasus pada manusia lebih jarang, tetapi tetap serius. Infeksi biasanya muncul setelah perjalanan ke daerah endemik, seperti Amerika Tengah atau Karibia. Kasus Maryland adalah contoh nyata, ketika seorang pasien didiagnosis setelah kembali dari luar negeri. Walaupun pasien sudah ditangani dan kondisi dapat dikendalikan, kasus ini memicu status darurat karena potensi masuknya parasit ke populasi hewan lokal.
Dengan status darurat, pemerintah AS menyiapkan protokol darurat kesehatan masyarakat. Selain itu, fasilitas produksi lalat steril diperluas agar pengendalian bisa lebih efektif. Penetapan ini menandai bahwa wabah screwworm Amerika bukan sekadar isu medis, tetapi ancaman multi-sektor yang harus diantisipasi secara kolektif.
Dampak Ekonomi dan Risiko Ternak dari Wabah Screwworm Amerika
Dampak terbesar wabah screwworm Amerika sebenarnya dirasakan di sektor ekonomi, khususnya industri peternakan. Screwworm dapat menginfeksi sapi, kambing, kuda, dan hewan lainnya. Jika dibiarkan, infeksi dapat menurunkan produktivitas, meningkatkan biaya perawatan, dan memicu kematian massal pada ternak. Estimasi pemerintah menyebut kerugian potensial bisa mencapai miliaran dolar bila wabah meluas ke negara bagian penghasil daging seperti Texas.
Selain kerugian langsung, keberadaan screwworm juga dapat mengganggu rantai pasok daging nasional. Harga pangan bisa naik drastis jika suplai terganggu akibat pembatasan perdagangan. Karena itu, USDA telah mengaktifkan program pelepasan lalat jantan steril di Meksiko sebagai pagar biologis. Strategi ini pernah berhasil menekan wabah serupa di Florida pada 2016–2017.
Bagi masyarakat, meski risiko relatif rendah, munculnya kasus manusia menunjukkan adanya celah. Itulah sebabnya wabah screwworm Amerika tidak bisa dianggap enteng. Pemerintah mendorong kesadaran publik untuk merawat luka dengan benar, melindungi hewan dari lalat, serta melaporkan dugaan infeksi secepat mungkin.
Dari sisi internasional, banyak negara memperhatikan perkembangan ini. Amerika Serikat dianggap sebagai benteng global dalam pengendalian screwworm. Jika negara ini gagal mencegah penyebaran, dampaknya bisa merembet ke perdagangan internasional dan kestabilan pangan dunia. Wabah screwworm Amerika pun menjadi isu geopolitik selain kesehatan.
Sejak status darurat diumumkan, pemerintah AS bergerak cepat. HHS membuka jalur regulasi untuk mempercepat penggunaan obat, alat, atau prosedur yang diperlukan dalam situasi darurat. USDA di sisi lain meluncurkan rencana strategis baru, termasuk mempercepat pembangunan fasilitas lalat steril di dalam negeri agar ketergantungan pada produksi luar negeri berkurang.
Strategi ini berfokus pada tiga aspek: deteksi dini, pencegahan penyebaran, dan edukasi publik. Deteksi dini dilakukan dengan memperluas jaringan laboratorium veteriner dan melatih dokter hewan agar lebih cepat mengenali kasus myiasis. Pencegahan difokuskan pada pengawasan ketat hewan impor serta kolaborasi internasional, khususnya dengan Meksiko, yang kini menjadi garis depan penyebaran.
Baca juga : Pertukaran Tahanan AS-Venezuela Bebaskan 10 Warga AS
Sementara itu, edukasi publik diarahkan pada masyarakat umum dan pelaku usaha peternakan. Warga diimbau menjaga kebersihan luka, melindungi hewan peliharaan, dan segera melapor bila ada tanda-tanda myiasis. Sosialisasi ini penting agar wabah screwworm Amerika tidak berkembang menjadi krisis nasional.
Ke depan, tantangan utama adalah menyeimbangkan antara kontrol ketat dan mencegah kepanikan publik. Pemerintah berusaha menekankan bahwa meski serius, wabah ini masih terkendali. Pengalaman sukses eradikasi di masa lalu menjadi dasar optimisme bahwa wabah kali ini pun bisa dikendalikan. Namun, jika disiplin dan koordinasi antar lembaga longgar, wabah screwworm Amerika berpotensi menjadi ancaman besar bagi kesehatan, ekonomi, dan reputasi global AS.