Latar Belakang Kebijakan Tarif 100%
Pada awal Mei 2025, Presiden Donald Trump mengumumkan rencana pemberlakuan tarif film impor sebesar 100% terhadap semua film yang diproduksi di luar Amerika Serikat.
Daftar isi
Melalui platform Truth Social, Trump menyatakan bahwa industri perfilman AS sedang mengalami “kematian yang sangat cepat” akibat insentif yang ditawarkan oleh negara lain untuk menarik produksi film ke luar negeri. Ia menambahkan bahwa ini merupakan ancaman terhadap keamanan nasional dan menyebut film-film asing sebagai “propaganda”.
AP News+2The Guardian+2Reuters+2Wikipedia
“Industri film di Amerika sedang sekarat dengan sangat cepat. Negara lain menawarkan berbagai insentif untuk menarik pembuat film dan studio menjauh dari Amerika Serikat. Ini adalah upaya bersama oleh negara lain dan, oleh karena itu, ancaman terhadap keamanan nasional.”
— Donald Trump, Truth Social, 4 Mei 2025 AP News
Pro dan Kontra Tarif Film Impor
Dampak Positif
Pendukung kebijakan ini, termasuk serikat pekerja seperti Teamsters, berpendapat bahwa tarif ini akan mendorong produksi film kembali ke AS, menciptakan lapangan kerja, dan melindungi pekerja industri film domestik.
New York Post+1Reuters+1
“Kami memuji inisiatif Trump sebagai langkah signifikan untuk melindungi pekerjaan serikat dan menghidupkan kembali produksi film domestik.”
— Sean M. O’Brien, Presiden Umum Teamsters
Dampak Negatif
Namun, banyak pelaku industri film dan pembuat kebijakan yang mengkritik kebijakan perdagangan Trump ini. Mereka berpendapat bahwa tarif tersebut akan meningkatkan biaya produksi, mengurangi keragaman konten, dan dapat memicu tarif balasan dari negara lain.
“Tarif ini akan lebih banyak merugikan daripada menguntungkan. Ini akan meningkatkan biaya, mengurangi konten, dan memicu tarif balasan dari negara lain.”
— Ava DuVernay, Sutradara
Respon Global terhadap Kebijakan Ini
Kebijakan ini telah memicu kekhawatiran di industri film global. Di Inggris, yang merupakan pusat produksi film besar seperti James Bond, para profesional industri memperingatkan bahwa langkah ini dapat mengganggu kolaborasi internasional dan memberikan tekanan tambahan pada industri hiburan AS.
“Kolaborasi antara talenta film Inggris dan Amerika sangat penting dalam menciptakan dunia magis seperti dalam seri Harry Potter. Tarif ini akan menghambat ambisi dan skala produksi semacam itu.”
— Mike Newell, Sutradara “Harry Potter and the Goblet of Fire”
Industri Film Lokal: Apakah Siap Bersaing Tanpa “Impor”?
Meskipun tujuan kebijakan tarif film impor ini adalah untuk menghidupkan kembali industri film domestik, banyak yang meragukan kesiapan industri film AS dalam memenuhi permintaan tanpa kontribusi produksi asing. Banyak produksi besar saat ini dilakukan di luar negeri karena biaya yang lebih rendah dan insentif pajak yang menarik.
“Produksi film secara alami akan berpindah ke lokasi yang lebih hemat biaya. Inggris menawarkan penghematan substansial dan menjadi tujuan utama produksi secara global.”
— Pakar Industri Film Inggris
Studi Perbandingan: Negara Lain yang Melindungi Industri Filmnya
Beberapa negara telah menerapkan kebijakan untuk melindungi industri film mereka, seperti:
- China: Menerapkan kuota film asing per tahun.
- Prancis: Memberikan subsidi untuk film lokal dan mengenakan pajak pada studio asing.
- Korea Selatan: Menerapkan kebijakan “screen quota” yang mewajibkan bioskop menayangkan film lokal selama jumlah hari tertentu.
Namun, kebijakan Trump dianggap terlalu ekstrem dan dapat merusak hubungan internasional serta kerjasama produksi lintas negara.
Potensi Jangka Panjang untuk Ekonomi Hiburan
Jika diterapkan, tarif ini dapat menyebabkan peningkatan harga tiket bioskop karena biaya impor film asing yang lebih tinggi. Selain itu, dapat terjadi penurunan keragaman film yang tersedia bagi penonton AS. Di sisi lain, ini bisa menjadi peluang bagi produksi lokal untuk berkembang jika didukung dengan insentif yang tepat.
“Jika tarif ini berlaku seperti yang dijelaskan, dapat berdampak dramatis pada harga tiket.”
— Analis Industri Hiburan
Kesimpulan dan Pandangan ke Depan
Kebijakan tarif 100% untuk film impor yang diusulkan oleh Presiden Trump telah memicu perdebatan sengit di kalangan pelaku industri film dan pembuat kebijakan.
Meskipun bertujuan untuk melindungi industri film domestik, banyak yang berpendapat bahwa pendekatan ini terlalu proteksionis dan dapat merugikan kerjasama internasional serta keragaman konten bagi penonton. Alternatif yang lebih seimbang, seperti insentif pajak dan dukungan terhadap produksi lokal, mungkin lebih efektif dalam jangka panjang.
Indonesia Hadapi Geopolitik Global