serangan drone Rusia Gempur Ukraina, 2 Tewas

Serangan drone rusia gempur ukraina, 2 tewas

Konflik antara Rusia dan Ukraina kembali memanas setelah serangan udara besar-besaran terjadi pada Jumat malam hingga Sabtu, 12 Juli 2025. Kementerian Pertahanan Ukraina melaporkan bahwa serangan drone Rusia dan rudal jelajah menghantam sejumlah wilayah di Ukraina bagian barat dan tengah, menewaskan sedikitnya dua orang serta melukai sekitar 20 lainnya.

Serangan ini menambah daftar panjang eskalasi kekerasan dalam perang yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun. Meski pertahanan udara Ukraina berhasil mencegat ratusan drone dan rudal, skala serangan kali ini disebut salah satu yang terbesar sepanjang tahun 2025.

Skala Serangan yang Belum Pernah Terjadi

Menurut data militer Ukraina, Rusia meluncurkan hingga 597 drone serta 26 rudal jelajah secara terkoordinasi. Dari jumlah tersebut, pasukan Ukraina berhasil menembak jatuh 319 drone dan 25 rudal, sementara sekitar 258 drone lainnya teridentifikasi sebagai decoys—drone umpan yang digunakan untuk mengalihkan perhatian sistem pertahanan udara.

Ledakan dan puing-puing akibat serangan drone Rusia menyebabkan kerusakan cukup parah di wilayah Chernivtsi, di mana dua orang dilaporkan tewas tertimpa reruntuhan bangunan. Wilayah lain seperti Lviv, Sumy, dan Dnipropetrovsk juga dilaporkan mengalami guncangan hebat, meskipun belum ada data pasti mengenai kerugian material secara keseluruhan.

Pihak berwenang setempat terus melakukan evakuasi warga ke bunker dan tempat perlindungan darurat. Banyak warga mengaku trauma dengan intensitas serangan yang belakangan semakin meningkat. Sirene serangan udara hampir tidak berhenti meraung sepanjang malam di beberapa kota besar Ukraina.

Zelenskiy Desak Dukungan Internasional

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengecam keras serangan drone Rusia ini. Dalam pernyataannya, ia menyebut Rusia sengaja menargetkan infrastruktur sipil untuk menciptakan kepanikan dan mematahkan semangat rakyat Ukraina.

Zelenskiy menyerukan kepada komunitas internasional untuk segera meningkatkan sanksi ekonomi terhadap Rusia serta memperkuat bantuan militer, khususnya sistem pertahanan udara jarak jauh. Menurutnya, hanya pertahanan udara yang lebih canggih yang bisa mencegah korban jiwa lebih banyak akibat serangan drone Rusia yang semakin masif dan terkoordinasi.

Data PBB menunjukkan, sepanjang Juni 2025 saja, konflik ini telah merenggut lebih dari 232 korban jiwa sipil dan melukai sedikitnya 1.343 orang. Angka ini menjadi yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir, memperkuat urgensi bantuan kemanusiaan dan militer dari negara-negara Barat.

Dampak Psikologis dan Ekonomi

Selain menimbulkan korban jiwa, serangan drone Rusia juga memicu ketakutan luar biasa di kalangan warga sipil. Banyak keluarga menghabiskan malam di ruang bawah tanah, bunker, atau shelter darurat. Anak-anak menjadi kelompok paling rentan, dengan peningkatan kasus trauma dan gangguan kecemasan dilaporkan oleh lembaga kesehatan setempat.

Ekonomi Ukraina pun semakin tertekan. Infrastruktur energi, transportasi, hingga jaringan komunikasi mengalami kerusakan signifikan. Pengusaha lokal mengaku terpaksa menghentikan produksi atau menutup bisnis akibat ancaman serangan berkelanjutan. Bank Dunia memperkirakan kerugian ekonomi akibat perang ini sudah melampaui US$ 500 miliar, dan jumlahnya terus meningkat seiring eskalasi militer terbaru.

Reaksi Dunia dan Prospek Konflik

Amerika Serikat, Uni Eropa, dan NATO segera mengeluarkan kecaman keras terhadap serangan drone Rusia tersebut. Para pemimpin Barat kembali menegaskan komitmen mereka untuk mendukung Ukraina baik dalam bidang militer maupun kemanusiaan.

Namun, para pengamat menilai, meskipun Rusia menghadapi tekanan sanksi yang semakin ketat, kemampuan mereka melancarkan serangan drone Rusia berskala besar masih menjadi ancaman nyata. Rusia juga dinilai semakin mengandalkan drone murah dan rudal jelajah sebagai senjata strategis untuk melemahkan pertahanan Ukraina tanpa mengorbankan pasukan darat dalam jumlah besar.

Baca juga : Utusan AS Keith Kellogg Hadiri Konferensi Bantuan Ukraina di Roma

Ke depan, para analis memprediksi konflik ini bisa memasuki fase lebih brutal jika tidak ada kesepakatan damai atau jeda kemanusiaan. Bagi rakyat Ukraina, setiap malam menjadi momok menakutkan. Meski begitu, semangat perlawanan tetap tinggi, dengan banyak warga bersumpah tidak akan menyerah menghadapi agresi Rusia.

Dengan serangan terbaru ini, dunia kembali diingatkan bahwa perang di Ukraina masih jauh dari kata usai. Dan selama serangan drone Rusia terus terjadi, harga yang harus dibayar rakyat Ukraina akan semakin mahal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *