Rupiah perkasa terhadap Dolar AS pada 13 Agustus 2025, menguat hingga ke level Rp16.255–Rp16.262. Simak faktor penguatannya di sini. Nilai tukar rupiah perkasa terhadap Dolar AS pada perdagangan Rabu, 13 Agustus 2025, dengan penguatan yang cukup signifikan dibandingkan penutupan sebelumnya. Berdasarkan data pasar spot, rupiah bergerak di kisaran Rp16.255 hingga Rp16.262 per dolar AS, mencatat apresiasi antara 0,17% hingga 0,21%. Kondisi ini menjadi kabar positif bagi pelaku pasar dan perekonomian nasional, terutama di tengah dinamika global yang tidak menentu.
Penguatan rupiah ini didorong oleh beberapa faktor eksternal, terutama data inflasi Amerika Serikat yang lebih rendah dari perkiraan. Hal ini memicu ekspektasi bahwa bank sentral AS (The Federal Reserve) akan segera memangkas suku bunga acuan. Sentimen positif tersebut langsung memberikan tekanan terhadap indeks dolar AS dan menjadi katalis bagi penguatan mata uang negara berkembang, termasuk Indonesia.
Selain faktor global, stabilitas ekonomi dalam negeri turut memberikan kontribusi pada penguatan rupiah. Data makroekonomi yang positif, seperti surplus neraca perdagangan dan cadangan devisa yang terjaga, menambah keyakinan investor terhadap fundamental ekonomi Indonesia. Dengan demikian, tren rupiah perkasa terhadap Dolar AS diharapkan dapat terus berlanjut dalam jangka pendek.
Daftar isi
Faktor Eksternal yang Mendorong Penguatan Rupiah
Penguatan rupiah perkasa terhadap Dolar AS kali ini tidak lepas dari perkembangan ekonomi global, khususnya dari Amerika Serikat. Laporan terbaru menunjukkan inflasi AS bulan Juli berada di bawah ekspektasi pasar. Data ini memicu prediksi bahwa The Fed akan mengambil langkah pelonggaran kebijakan moneter lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
Ekspektasi pemangkasan suku bunga ini memicu pelemahan dolar AS terhadap sebagian besar mata uang utama dan pasar berkembang. Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama tercatat melemah, sehingga mendorong rupiah menguat.
Selain itu, harga komoditas utama yang menjadi andalan ekspor Indonesia, seperti batu bara, minyak sawit mentah (CPO), dan nikel, menunjukkan tren positif. Kenaikan harga komoditas ini membantu memperkuat neraca perdagangan Indonesia, yang secara langsung mendukung posisi rupiah di pasar valas. Faktor ini menambah daya tarik rupiah di mata investor asing dan memperkuat tren rupiah perkasa terhadap Dolar AS.
Sentimen Domestik dan Peran Kebijakan Pemerintah
Dari dalam negeri, rupiah perkasa terhadap Dolar AS juga dipengaruhi oleh stabilitas politik dan ekonomi yang relatif terjaga. Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) terus melakukan intervensi terukur di pasar valuta asing untuk menjaga stabilitas nilai tukar. BI juga memanfaatkan instrumen kebijakan moneter seperti operasi pasar terbuka untuk memastikan likuiditas rupiah tetap terjaga.
Kebijakan fiskal yang hati-hati, termasuk pengendalian defisit anggaran dan pengelolaan utang yang baik, memberi sinyal positif bagi pelaku pasar. Investor asing melihat Indonesia sebagai pasar yang menarik di tengah ketidakpastian global.
Selain itu, arus masuk modal asing ke pasar obligasi dan saham juga memperkuat permintaan terhadap rupiah. Faktor-faktor ini menciptakan kombinasi yang mendukung tren rupiah perkasa terhadap Dolar AS dan memberi ruang bagi nilai tukar untuk bergerak lebih stabil dalam waktu dekat.
Melihat perkembangan terkini, tren rupiah perkasa terhadap Dolar AS berpotensi bertahan jika faktor pendukung global dan domestik tetap kondusif. Namun, beberapa tantangan masih mengintai, seperti kemungkinan gejolak geopolitik, perubahan harga komoditas global, dan kebijakan moneter negara-negara maju lainnya.
Baca juga : Nilai Tukar Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS Hari Ini
Analis memperkirakan, selama inflasi AS tetap terkendali dan The Fed mengambil sikap dovish, rupiah memiliki peluang untuk menguat lebih lanjut. Sementara itu, di dalam negeri, langkah pemerintah dalam menjaga iklim investasi, memperkuat sektor ekspor, dan menjaga stabilitas politik akan sangat memengaruhi arah pergerakan rupiah.
Kombinasi antara faktor eksternal yang menguntungkan dan kebijakan domestik yang solid menjadi kunci agar tren rupiah perkasa terhadap Dolar AS tidak hanya bersifat sementara, tetapi juga berkelanjutan. Jika momentum ini dapat dimanfaatkan dengan baik, nilai tukar rupiah dapat memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional secara keseluruhan.