Pasukan AS Ekuador mulai ditempatkan sementara di Pangkalan Udara Manta setelah Washington mengumumkan dukungan untuk perang melawan jaringan narkotika. Pemerintah AS menyebut penempatan ini bagian dari kampanye regional anti-narkoba, di saat Ekuador kian menonjol sebagai jalur transit kokain menuju pasar internasional. Kabar ini memicu perhatian karena menyentuh isu keamanan, kedaulatan, dan stabilitas politik. Langkah itu juga muncul ketika ketegangan AS dengan Venezuela menguat dalam narasi narkoba.
Pasukan AS Ekuador ditempatkan sementara di Manta untuk operasi anti-narkoba bersama, fokus intelijen dan intersepsi, di tengah tensi AS-Venezuela. Kedutaan Besar AS di Quito menyatakan operasi dilakukan bersama Angkatan Udara Ekuador dan bersifat jangka pendek. Fokusnya mencakup penguatan pengumpulan intelijen, peningkatan kemampuan intersepsi, serta dukungan operasional untuk menekan rute penyelundupan di darat dan laut. Tujuan resminya memperkuat kapasitas militer Ekuador menghadapi kelompok yang dilabeli teroris narkoba. Namun jumlah personel, jenis pesawat, dan durasi misi tidak dipaparkan kepada publik sepenuhnya secara rinci hingga kini.
Presiden Daniel Noboa menilai kerja sama itu akan membantu mengidentifikasi dan memutus rute perdagangan narkoba yang memanfaatkan pelabuhan besar seperti Guayaquil dan Manta sebagai titik keluar. Publik mengingat Manta pernah dipakai AS selama satu dekade hingga 2009, sebelum izin tidak diperpanjang. Penempatan terbaru juga terjadi setelah pemilih Ekuador menolak pelonggaran larangan basis asing, sehingga pemerintah menekankan formatnya bukan pangkalan permanen. Di lapangan, prioritas tetap menahan kekerasan geng dan menjaga logistik.
Daftar isi
Manta Jadi Titik Kunci, Fokus pada Intelijen dan Intersepsi
Penempatan di Manta dipilih karena lokasinya menghadap Pasifik dan dekat dengan jalur pelayaran yang kerap dipakai penyelundup untuk mengirim kargo ilegal melalui kontainer, kapal cepat, atau jaringan logistik pesisir. Dalam kerangka operasi gabungan, Pasukan AS Ekuador diharapkan membantu memperluas cakupan pengamatan udara dan mempercepat analisis pola pergerakan kapal yang mencurigakan. Pihak Ekuador menekankan operasi ini berada di bawah koordinasi nasional dan bertujuan memperkuat operasi intersepsi, bukan mengambil alih komando. Di tingkat teknis, perhatian diarahkan pada pemantauan rute, pengamanan apron pesawat, serta penguatan prosedur berbagi data antarlembaga.
Kedutaan AS menggambarkan misi sebagai upaya jangka pendek yang meningkatkan kapasitas intelijen serta kemampuan kontra-perdagangan narkoba, termasuk dukungan terhadap pemetaan rute dan pengumpulan informasi lapangan. Model kerja sama semacam ini biasanya menggabungkan pemantauan, pertukaran data, serta latihan prosedur pemeriksaan untuk mempercepat keputusan di saat target bergerak cepat. Selain itu, tim gabungan kerap memperbarui daftar indikator risiko agar pemeriksaan kontainer dan kapal lebih tepat sasaran, tanpa menghambat arus barang legal. Meski demikian, Pasukan AS Ekuador tidak disertai rincian jumlah personel atau jenis peralatan, sehingga ruang publik banyak diisi interpretasi dan spekulasi.
Isu sensitif muncul karena Manta pernah menjadi titik penting bagi operasi AS sebelum ditutup pada 2009, ketika pemerintah saat itu tidak memperpanjang izin dan kemudian menegaskan larangan basis asing. Pemerintah Noboa kini menekankan formatnya operasi sementara, agar kerja sama keamanan bisa berjalan tanpa membuka kembali perdebatan tentang pangkalan permanen. Bagi aparat, tantangan utamanya tetap memburu jaringan yang memindahkan kokain dari negara tetangga seperti Kolombia dan Peru, lalu memecahnya ke rute laut dan pelabuhan besar.
Referendum Basis Asing Masih Membekas, Noboa Perlu Dukungan
Di Ekuador, pengumuman penempatan personel asing datang saat publik masih memperdebatkan batas kerja sama militer dengan negara lain. Pada referendum November, mayoritas pemilih menolak upaya mencabut larangan basis militer asing, sehingga pemerintah harus mengemas program baru sebagai misi sementara, bukan fasilitas tetap. Dalam situasi itu, Pasukan AS Ekuador menjadi isu sensitif karena menyentuh memori kebijakan masa lalu dan kekhawatiran soal kedaulatan. Konteksnya kian rumit karena Manta pernah dipakai AS hingga 2009 dan kemudian dilarang lewat perubahan konstitusi.
Presiden Noboa menilai dukungan eksternal diperlukan untuk melawan geng yang berebut kendali rute narkoba, terutama setelah lonjakan kekerasan yang mengganggu ekonomi dan layanan publik. Ia juga menekankan bahwa kerja sama ini memperkuat kemampuan identifikasi rute, sehingga penindakan tidak hanya bergantung pada operasi darat yang mahal dan berisiko. Bagi pemerintah, Pasukan AS Ekuador dipakai sebagai pengungkit untuk memperkuat intelijen dan penegakan hukum, seraya menjaga legitimasi politik di hadapan parlemen dan pemilih. Di lapangan, pemerintah berharap hasilnya terlihat lewat peningkatan intersepsi di laut dan pengawasan pelabuhan tanpa mengganggu ekspor dalam beberapa pekan.
Di tingkat institusi, kerja sama keamanan biasanya memerlukan aturan keterlibatan yang jelas, pembagian wewenang, serta mekanisme pengawasan agar operasi tidak menimbulkan pelanggaran prosedur. Sejumlah pengamat menilai kebutuhan utama Ekuador adalah infrastruktur intelijen dan manajemen publik yang lebih rapi, sehingga informasi lapangan cepat berubah menjadi penangkapan dan penyitaan. Ketika tekanan domestik tinggi, setiap keberhasilan atau kegagalan Pasukan AS Ekuador berpotensi mempengaruhi arah kebijakan keamanan Noboa sepanjang 2026. Karena itu, tuntutan transparansi, laporan berkala, dan batas misi menjadi penting agar dukungan publik tidak cepat menguap.
Dampak Kawasan dan Ujian Hasil di Tengah Ketegangan Politik
Penempatan personel AS di Manta dibaca sebagai penguatan garis depan perang melawan narkoba di Pasifik timur, wilayah yang kerap dipakai untuk mengalihkan rute ketika pengawasan di jalur lain diperketat. Dengan Pasukan AS Ekuador, Washington berharap pertukaran data dan pemantauan udara memberi peringatan dini sebelum kargo bergerak ke pelabuhan, lalu menyebar ke pasar luar negeri. Namun keberhasilan operasi akan diukur dari hasil nyata, seperti peningkatan penyitaan, penangkapan operator jaringan, dan gangguan terhadap logistik keuangan kartel, dengan penekanan pada analisis data, citra udara, dan koordinasi patroli laut lintas instansi harian.
Karena skala misi belum dijelaskan, Pasukan AS Ekuador akan dinilai lewat indikator operasional, bukan sekadar foto kedatangan atau pernyataan resmi. Di sisi kebijakan, langkah ini juga beririsan dengan dinamika keamanan yang lebih luas di Amerika Latin, termasuk meningkatnya tensi Washington dengan Venezuela dalam beberapa pekan terakhir. Pemerintah AS menegaskan mandatnya kontra-narkotika, sementara pemerintah Ekuador menekankan dukungan itu ditujukan melindungi masyarakat dari kekerasan geng yang memanfaatkan pelabuhan dan koridor darat.
Baca juga : Penolakan Pangkalan AS Ekuador Tegaskan Kedaulatan Nasional
Karena itu, Pasukan AS Ekuador perlu dibatasi oleh aturan keterlibatan yang jelas, agar operasi tidak bergeser menjadi simbol politik yang memecah opini domestik. Sejumlah pelaku usaha juga mengkhawatirkan dampak pada arus barang legal jika pemeriksaan melambat, sehingga koordinasi pelabuhan dan bea cukai menjadi kunci, terutama di wilayah pesisir dan perairan lepas rawan penyelundupan. Di lapangan, sumber utama kerawanan bukan hanya jalur laut, tetapi juga korupsi, pemerasan di pelabuhan, dan kapasitas penjara yang menjadi arena perekrutan geng.
Tanpa reformasi rantai penegakan hukum, kerja sama militer bisa menghasilkan efek sementara, lalu rute penyelundupan berpindah ke titik lain. Pemerintah Noboa menyebut Pasukan AS Ekuador membantu memetakan rute dan mempercepat respons, tetapi publik juga menuntut pembuktian lewat perbaikan keamanan harian. Jika targetnya tercapai, model operasi sementara ini dapat diperpanjang atau diulang, namun pemerintah diminta menjelaskan batas waktu, lokasi aktivitas, dan mekanisme pengaduan agar rumor tidak memicu kepanikan.
