Puluhan Tewas dalam Kebakaran Mal Kut Irak yang Baru Dibuka

Kebakaran mal kut irak tewaskan 69 orang, investigasi dimulai

Kebakaran mal Kut Irak menewaskan 69 orang dan puluhan lainnya luka-luka. Pemerintah Irak memulai penyelidikan atas kelalaian dan pelanggaran keselamatan. Kota Kut di Irak diguncang tragedi pada 16 Juli 2025 ketika sebuah pusat perbelanjaan modern yang baru saja dibuka mengalami kebakaran hebat. Insiden ini menyebabkan sedikitnya 69 orang tewas dan puluhan lainnya terluka atau dinyatakan hilang. Menurut laporan awal, kebakaran mal Kut Irak dipicu oleh ledakan sistem pendingin udara di lantai bawah bangunan Corniche Mall.

Api dengan cepat menyebar ke seluruh bagian gedung lima lantai tersebut, mengurung pengunjung dan karyawan di berbagai area. Beberapa korban dilaporkan terjebak di tangga darurat yang tidak berfungsi, sementara alarm kebakaran tidak berbunyi sama sekali. Situasi ini mempersulit proses evakuasi dan mempercepat timbulnya korban jiwa.

Tim pemadam Kebakaran mal Kut Irak bekerja tanpa henti selama lebih dari lima jam untuk menjinakkan kobaran api. Gambar yang beredar menunjukkan asap hitam pekat membumbung dari atap mal, sementara kerumunan warga panik memenuhi jalanan di sekitarnya. Beberapa korban ditemukan dalam kondisi kritis akibat menghirup asap tebal, sementara lainnya mengalami luka bakar serius.

Tragedi ini langsung memicu kemarahan publik, terutama karena mal tersebut diketahui baru saja dibuka dan belum sepenuhnya memenuhi standar keselamatan bangunan. Banyak warga menuding adanya kelalaian serius dari pengembang, pemilik properti, dan otoritas lokal dalam melakukan inspeksi teknis sebelum operasional dimulai.

Pemerintah Irak Ambil Langkah Hukum dan Penyidikan

Menyikapi tragedi kebakaran mal Kut Irak, Perdana Menteri Mohammed Shia al-Sudani langsung memerintahkan penyelidikan menyeluruh. Ia menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam mengungkap penyebab utama kebakaran serta pihak-pihak yang bertanggung jawab.

Menurut juru bicara pemerintah, beberapa pejabat lokal telah dipanggil untuk dimintai keterangan, termasuk otoritas pengawasan bangunan dan pemilik pusat perbelanjaan. Penyelidikan akan mencakup audit menyeluruh atas sistem proteksi kebakaran, jalur evakuasi, serta kelengkapan alat-alat darurat lainnya.

Pemerintah juga menjanjikan kompensasi kepada keluarga korban, sementara evakuasi dan identifikasi jenazah masih terus berlangsung di rumah sakit setempat. Dalam pernyataannya, Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa sebagian besar korban meninggal akibat gagal napas karena terjebak asap pekat, bukan luka bakar langsung.

Langkah darurat lain yang diambil pemerintah adalah memerintahkan penutupan sementara seluruh pusat perbelanjaan besar di provinsi Wasit untuk dilakukan audit ulang standar keselamatan. Pemerintah pusat juga mengirimkan tim teknis dari Baghdad untuk membantu proses evakuasi dan penyelidikan di lokasi kejadian.

Meskipun ada pernyataan resmi, protes warga tetap terjadi di depan balai kota Kut. Mereka menuntut pembaruan sistem regulasi keselamatan bangunan yang selama ini dianggap hanya formalitas tanpa penerapan serius di lapangan. Banyak yang menyebut tragedi ini seharusnya bisa dihindari jika pengawasan dilakukan secara ketat.

Tragedi yang Soroti Buruknya Standar Keselamatan Bangunan di Irak

Kebakaran mal Kut Irak seperti ini bukan kali pertama terjadi di Irak. Dalam beberapa tahun terakhir, serangkaian tragedi akibat kegagalan sistem keselamatan telah merenggut ratusan nyawa. Kebakaran mal Kut Irak menambah daftar panjang kelalaian struktural yang sudah lama menjadi sorotan organisasi HAM internasional.

Bangunan-bangunan komersial di Irak, khususnya di kota-kota provinsi, sering kali dibangun secara cepat demi keuntungan jangka pendek tanpa mematuhi kode bangunan yang berlaku. Beberapa pengembang bahkan menghindari inspeksi keselamatan dengan menyuap pejabat pengawas, menciptakan sistem korupsi yang berisiko besar bagi publik.

Pakar teknik sipil dari Universitas Baghdad, Dr. Samer Al-Janabi, menyebut bahwa mayoritas pusat perbelanjaan baru di Irak tidak memiliki sistem sprinkler otomatis dan tangga darurat yang memadai. Ia menyarankan agar setiap proyek komersial skala besar diwajibkan melewati sertifikasi ulang dari pihak independen sebelum menerima izin operasional.

Kondisi ini diperburuk oleh kurangnya pelatihan tanggap darurat bagi masyarakat. Saat insiden terjadi, banyak korban tidak mengetahui jalur evakuasi karena tidak ada petunjuk jelas di dalam gedung. Bahkan, beberapa saksi menyebutkan bahwa staf mal sendiri tidak dibekali pelatihan evakuasi atau pemadaman kebakaran.

Situasi ini menunjukkan perlunya reformasi menyeluruh dalam kebijakan keselamatan publik, termasuk revisi undang-undang dan peningkatan transparansi dalam pelaporan pembangunan gedung baru. Tanpa itu, tragedi seperti kebakaran mal Kut Irak bisa terulang kembali dengan skala yang mungkin lebih besar.

Baca juga : Kebakaran Gabriel House Fall River Tewaskan 9 Lansia

Kebakaran mal Kut Irak tragis yang menimpa Corniche Mall di Kut, Irak, menjadi cermin nyata dari kegagalan sistemik dalam penerapan standar keselamatan bangunan. Dengan 69 korban jiwa dan puluhan lainnya luka, peristiwa ini mengundang duka dan kemarahan luas. Pemerintah Irak kini berada di bawah tekanan besar untuk bertindak tegas, bukan hanya pada pelaku langsung, tetapi juga pada sistem yang memungkinkan kelalaian terjadi. Tragedi ini menjadi momentum penting untuk menata ulang keselamatan publik di ruang-ruang komersial demi melindungi nyawa warga di masa mendatang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *