Wilayah perairan di antara Argentina dan Chile diguncang hebat setelah gempa besar Amerika Selatan berkekuatan magnitudo 8 terjadi di zona Drake Passage. Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mencatat gempa ini berpusat di 710 km tenggara Ushuaia, Argentina, dengan kedalaman sekitar 10 km. Kedalaman yang dangkal memicu potensi guncangan signifikan di area pesisir, meskipun pusat gempa berada di laut lepas.
Sesaat setelah kejadian, Badan Meteorologi Chile sempat mengeluarkan peringatan tsunami untuk wilayah selatan. Namun, setelah analisis lebih lanjut, peringatan itu dicabut karena tidak terdeteksi adanya gelombang besar yang berpotensi mengancam pesisir. Hingga berita ini diturunkan, tidak ada laporan korban jiwa maupun kerusakan infrastruktur serius. Meski demikian, gempa besar Amerika Selatan menjadi pengingat akan tingginya risiko seismik di kawasan tersebut, yang masuk dalam lingkaran “Ring of Fire” dunia.
Kejadian ini memicu reaksi cepat pemerintah setempat. Otoritas Argentina dan Chile segera mengaktifkan prosedur darurat, melakukan koordinasi dengan pusat pemantauan internasional, serta menenangkan masyarakat agar tidak panik. Masyarakat lokal juga diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan yang kerap menyertai peristiwa besar semacam ini.
Daftar isi
Analisis geologi dan sejarah gempa serupa
Menurut pakar geologi, gempa besar Amerika Selatan ini merupakan akibat langsung dari interaksi lempeng tektonik di wilayah Subduksi Scotia. Lempeng samudra Scotia yang menekan Lempeng Amerika Selatan menciptakan akumulasi energi hingga akhirnya dilepaskan dalam bentuk gempa besar. Kondisi geologi inilah yang menjadikan kawasan selatan Argentina dan Chile rawan aktivitas seismik.
Meski jarang menjadi sorotan seperti wilayah Pasifik bagian utara, catatan sejarah membuktikan kawasan ini kerap diguncang gempa besar. Pada Mei 2025, misalnya, wilayah Magellanes, Chile, pernah diguncang gempa magnitudo 7,4. Kejadian terbaru memperlihatkan bahwa risiko gempa tidak bisa diabaikan, meski lokasi pusatnya berada di laut.
Gempa besar Amerika Selatan juga mengingatkan pada pentingnya sistem peringatan dini. Kedalaman dangkal yang hanya sekitar 10 km berpotensi memicu kerusakan serius bila terjadi lebih dekat dengan daratan. Untungnya, episentrum kali ini jauh dari pemukiman padat sehingga dampak langsung dapat diminimalisir.
Pakar seismologi menegaskan perlunya penelitian berkelanjutan di kawasan Drake Passage, mengingat potensi gempa megathrust di wilayah ini bisa berdampak lintas benua. Pengetahuan mendalam mengenai pola aktivitas seismik akan membantu pemerintah menyusun strategi mitigasi yang lebih efektif.
Dampak sosial dan respons pemerintah
Meski gempa besar Amerika Selatan kali ini tidak menimbulkan korban jiwa, masyarakat tetap merasakan dampak psikologis. Guncangan terasa hingga sebagian wilayah selatan Argentina, membuat warga berhamburan keluar rumah. Beberapa aktivitas pelayaran di perairan sekitar juga dihentikan sementara hingga situasi benar-benar dipastikan aman.
Pemerintah Argentina dan Chile memanfaatkan momentum ini untuk menguji kesiapan sistem tanggap darurat. Simulasi evakuasi yang dilakukan di sejumlah kota pesisir memperlihatkan respon masyarakat cukup baik, meski sebagian masih menunjukkan kepanikan. Ke depan, pemerintah berencana meningkatkan edukasi publik tentang prosedur penyelamatan saat terjadi gempa atau potensi tsunami.
Selain itu, gempa besar Amerika Selatan menjadi perhatian komunitas internasional. Badan-badan dunia seperti PBB melalui UNDRR (United Nations Office for Disaster Risk Reduction) mengingatkan pentingnya solidaritas global dalam penanganan bencana. Negara-negara lain di lingkaran Pasifik juga diminta memperkuat jaringan komunikasi agar setiap peringatan dini bisa segera diteruskan.
Bagi para ilmuwan, peristiwa ini juga menjadi kesempatan untuk mengumpulkan data seismik baru. Informasi yang didapat dari sensor-sensor di sekitar Drake Passage akan dianalisis guna memahami karakteristik gempa dan kemungkinan ancaman di masa depan.
Kejadian gempa besar Amerika Selatan memiliki sejumlah implikasi strategis bagi kawasan. Pertama, memperkuat urgensi investasi pada sistem pemantauan dan infrastruktur tahan gempa. Negara-negara di kawasan Andes selama ini sudah memiliki rekam jejak pembangunan gedung tahan guncangan, namun peristiwa ini menegaskan perlunya peningkatan kualitas standar konstruksi.
Kedua, peristiwa ini menunjukkan perlunya koordinasi lintas negara. Karena episentrum berada di perairan internasional, respons bencana membutuhkan kerja sama regional antara Argentina, Chile, dan negara tetangga. Mekanisme berbagi data, pelatihan bersama, serta sistem komunikasi terpadu harus diperkuat untuk mempercepat tanggapan terhadap kejadian serupa.
Baca juga : Skenario NATO tanpa Amerika Bikin Eropa Rawan Rusia
Ketiga, gempa besar Amerika Selatan berpotensi memicu diskusi baru tentang perubahan iklim dan dampaknya terhadap aktivitas tektonik. Meski hubungan keduanya masih kontroversial, sebagian ilmuwan menilai pemanasan global dapat memengaruhi tekanan di kerak bumi melalui perubahan massa es dan distribusi air laut. Jika benar, risiko gempa di kawasan tertentu bisa meningkat seiring dinamika iklim global.
Keempat, dari sisi sosial, kejadian ini memperlihatkan betapa pentingnya literasi kebencanaan. Warga harus terbiasa dengan prosedur evakuasi, memiliki jalur aman, dan memahami tanda-tanda awal potensi tsunami. Tanpa kesadaran masyarakat, upaya mitigasi tidak akan berjalan efektif. Gempa besar Amerika Selatan kali ini memang tidak menimbulkan kerusakan besar, tetapi menjadi peringatan keras untuk tidak lengah di masa depan.