Mahasiswa AS Memukau dengan Budaya Indonesia di UM

Mahasiswa as memukau dengan budaya indonesia di um

Acara penutupan Program Critical Language Scholarship (CLS) 2025 di Universitas Negeri Malang (UM) menjadi sorotan besar. Dalam ajang ini, mahasiswa AS memukau dengan budaya Indonesia melalui penampilan seni yang memadukan tarian tradisional, musik gamelan, batik, dan kuliner khas Nusantara. Penampilan ini tidak hanya menegaskan kemampuan bahasa mereka, tetapi juga menunjukkan kecintaan mendalam terhadap budaya lokal.

Sebanyak 25 mahasiswa asal Amerika tampil percaya diri di atas panggung, mempraktikkan apa yang mereka pelajari selama dua bulan di Malang. Dengan mengenakan busana tradisional, mereka menari, memainkan gamelan, hingga menyanyikan lagu-lagu Indonesia dengan penuh semangat. Kehadiran mereka di atas panggung memperlihatkan transformasi luar biasa: dari sekadar pelajar menjadi duta budaya. Tak heran jika banyak penonton menyebut bahwa mahasiswa AS memukau dengan budaya Indonesia, karena mereka benar-benar mampu menjiwai seni dan tradisi Nusantara.

Program CLS ini telah berjalan lebih dari satu dekade, dan setiap tahun menghadirkan momen berkesan. Tahun 2025 menjadi semakin istimewa karena antusiasme peserta begitu tinggi, memperkuat pesan bahwa diplomasi budaya dapat tumbuh melalui pendidikan dan interaksi nyata.

Diplomasi Budaya Melalui CLS di UM

Program CLS yang diselenggarakan di UM bukan hanya sekadar kursus bahasa. Lebih dari itu, ia menjadi wadah diplomasi budaya, di mana para mahasiswa asing dapat memahami lebih dalam nilai-nilai luhur Indonesia. Dalam penutupan acara, para dosen dan pejabat UM menyampaikan apresiasi tinggi terhadap keberhasilan mahasiswa menampilkan hasil belajarnya. Penampilan ini membuktikan bahwa mahasiswa AS memukau dengan budaya Indonesia bukan sekadar slogan, melainkan kenyataan yang mampu mempererat hubungan antarbangsa.

Selama dua bulan di Malang, mahasiswa CLS tidak hanya belajar Bahasa Indonesia, tetapi juga mengikuti serangkaian lokakarya seni. Mereka mempelajari tari tradisional Jawa, teknik membatik, permainan gamelan, bahkan cara memasak kuliner lokal. Proses pembelajaran yang imersif ini membuat mereka semakin akrab dengan kebudayaan Indonesia, sehingga ketika tampil di atas panggung, setiap gerakan dan suara terasa autentik.

Kegiatan ini menunjukkan bahwa pendidikan lintas budaya mampu menciptakan jembatan persahabatan yang kuat. Kehadiran mahasiswa AS memukau dengan budaya Indonesia di acara ini adalah simbol nyata bahwa kebudayaan bisa menjadi alat diplomasi yang efektif, melebihi sekadar hubungan formal antarnegara.

Kisah Inspiratif Para Peserta CLS

Banyak kisah menarik datang dari peserta CLS tahun ini. Salah satunya Isabel Friedl dari San Diego, yang mengaku sangat terkesan dengan keramahan masyarakat Malang. Ia menuturkan bahwa pengalaman membatik dan memainkan gamelan menjadi momen paling berharga. Baginya, kesempatan ini membuktikan bahwa mahasiswa AS memukau dengan budaya Indonesia karena benar-benar mampu menghayati kehidupan lokal, bukan sekadar belajar di ruang kelas.

Peserta lain juga menceritakan hal serupa. Mereka kagum dengan bagaimana komunitas lokal menerima kehadiran mereka, termasuk host family yang memperkenalkan budaya Indonesia dari sisi kehidupan sehari-hari. Dari sarapan tradisional hingga upacara adat, semuanya meninggalkan kesan mendalam. Para mahasiswa mengaku ingin kembali lagi ke Indonesia suatu hari nanti, membawa pengalaman ini ke dalam kehidupan pribadi maupun karier profesional mereka.

Cerita-cerita ini memperlihatkan bahwa program CLS tidak hanya menghasilkan pembelajar bahasa, tetapi juga sahabat budaya Indonesia. Setiap kali mahasiswa AS memukau dengan budaya Indonesia, yang lahir bukan hanya keterampilan seni, tetapi juga hubungan emosional yang memperkuat ikatan antarbangsa.

Keberhasilan penutupan CLS 2025 di UM memberi gambaran jelas tentang masa depan diplomasi budaya. Indonesia, melalui UM, berhasil memperkenalkan budaya Nusantara secara langsung kepada generasi muda internasional. Dengan tampilnya mahasiswa AS memukau dengan budaya Indonesia, dunia melihat betapa kaya dan beragamnya warisan budaya kita, sekaligus betapa mudahnya ia diterima oleh orang asing yang tulus ingin belajar.

Program ini diharapkan terus berkembang dengan cakupan yang lebih luas. Tidak hanya di Malang, tetapi juga di kota-kota lain yang memiliki keunikan budaya masing-masing. Dengan memperluas kesempatan, semakin banyak mahasiswa asing yang bisa merasakan langsung pengalaman budaya Indonesia. Hal ini sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat pembelajaran budaya di Asia Tenggara.

Baca juga : Persyaratan Pendidikan Jadi Polisi di Berbagai Negara Bagian

Selain itu, diplomasi budaya melalui program CLS bisa membuka peluang kerja sama internasional di bidang pendidikan, pariwisata, dan ekonomi kreatif. Jika mahasiswa AS memukau dengan budaya Indonesia, maka bukan tidak mungkin nantinya budaya kita semakin dikenal luas, menumbuhkan rasa saling menghargai antarbangsa.

Dengan kesuksesan ini, UM membuktikan perannya sebagai motor diplomasi budaya. Tahun-tahun mendatang, kita bisa berharap lebih banyak cerita tentang bagaimana mahasiswa asing jatuh cinta pada Indonesia. Dan pada akhirnya, pesan sederhana namun kuat bahwa mahasiswa AS memukau dengan budaya Indonesia akan terus menggema sebagai simbol persahabatan dan perdamaian global.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *