Krisis kebersihan yang melanda kota Philadelphia selama lebih dari sepekan akhirnya mencapai titik terang. watsupamericas .Pemerintah kota dan serikat pekerja publik terbesar, AFSCME District Council 33, mengumumkan kesepakatan kontrak baru yang mengakhiri aksi mogok yang telah menghentikan layanan pengumpulan sampah dan memicu kekhawatiran kesehatan masyarakat. Kesepakatan ini dinilai sebagai langkah penting untuk memulihkan layanan dasar kota yang sempat lumpuh, sekaligus memberikan peningkatan kesejahteraan bagi ribuan pekerja yang selama ini menjadi tulang punggung pelayanan publik Philadelphia.
Daftar isi
Latar Belakang Mogok yang Picu Kekacauan
Mogok yang dimulai pada 1 Juli 2025 itu melibatkan hampir 10.000 pekerja kota yang sehari-hari menangani berbagai layanan penting, mulai dari pengumpulan sampah, petugas panggilan darurat 911, hingga pelayanan air bersih. Aksi mogok ini terjadi di tengah periode libur Fourth of July, memperparah penumpukan sampah yang terlihat di banyak sudut kota philadelphia. Warga mengeluhkan bau busuk dan kondisi lingkungan yang memburuk, sementara pemerintah kota dipaksa mengerahkan layanan haul-in serta tenaga kerja darurat untuk mencegah kondisi makin tak terkendali.
Akar masalah mogok di philadelphia ini berpusat pada tuntutan kenaikan gaji dan perbaikan tunjangan. Serikat pekerja menganggap penawaran awal pemerintah kota, yakni kenaikan rata-rata 3 persen per tahun, tidak cukup untuk mengimbangi kenaikan biaya hidup. Sementara itu, pemerintah kota harus berhati-hati mengatur anggaran agar tidak membebani keuangan daerah, terutama setelah banyak pos anggaran dialokasikan untuk sektor keamanan publik dan pengeluaran pejabat tinggi.
Ketegangan sempat memuncak ketika sebagian pekerja yang berperan penting, seperti operator 911, diperintahkan kembali bekerja lewat keputusan pengadilan. Namun, hal itu tidak menghentikan gelombang ketidakpuasan yang meluas di kalangan pekerja lainnya, termasuk petugas kebersihan yang menjadi garda terdepan layanan kota.
Detail Kesepakatan yang Dicapai
Setelah negosiasi panjang yang melibatkan beberapa pertemuan maraton, pemerintah kota Philadelphia dan AFSCME DC33 akhirnya mencapai kesepakatan kontrak baru berdurasi tiga tahun. Kontrak ini mencakup kenaikan gaji total 14 persen yang akan diterapkan secara bertahap selama masa jabatan Walikota Cherelle Parker. Selain kenaikan upah, terdapat beberapa perbaikan tunjangan yang diharapkan meringankan beban ekonomi para pekerja, meski pihak serikat mengakui masih banyak hal yang perlu diperjuangkan di masa mendatang.
Presiden AFSCME District Council 33, Greg Boulware, menyatakan, “Kami melakukan yang terbaik dengan kondisi yang ada. Tentu saja, kami ingin lebih banyak. Tetapi ini adalah langkah maju yang layak untuk anggota kami.”
Walikota Parker, yang kini menghadapi masa kepemimpinan penuh tantangan, menyebut kesepakatan tersebut sebagai “historic deal” yang akan memulihkan layanan kota ke kondisi normal. Ia juga berjanji untuk terus memperjuangkan keadilan bagi pekerja kota sekaligus memastikan pelayanan publik tetap berjalan efisien.
Berdasarkan laporan, pekerja kebersihan di Philadelphia rata-rata memperoleh gaji tahunan sekitar $39.000 hingga $42.000. Dengan kenaikan 14 persen, diharapkan upah mereka dapat sedikit lebih mengimbangi kenaikan harga kebutuhan pokok dan biaya hidup yang terus melonjak di wilayah metropolitan.
Kesepakatan ini harus melalui tahap ratifikasi formal oleh anggota serikat sebelum resmi diberlakukan. Namun, sinyal positif sudah terlihat, dengan sebagian besar anggota menunjukkan dukungan terhadap isi perjanjian.
Dampak Mogok dan Tantangan ke Depan
Selama aksi mogok, kota Philadelphia mengalami penumpukan sampah dalam skala besar. Banyak kontainer sampah yang meluap di kawasan permukiman, menciptakan kekhawatiran akan penyebaran penyakit dan memicu keluhan keras dari warga. Selain itu, citra pemerintah kota sempat tercoreng di mata publik, mengingat masalah kebersihan menjadi salah satu isu paling fundamental yang dirasakan langsung oleh masyarakat.
Kesepakatan ini pun memicu diskusi lebih luas mengenai prioritas anggaran kota. Sebagian pengamat mengkritik pemerintah kota karena lebih banyak menggelontorkan dana untuk sektor keamanan publik ketimbang meningkatkan gaji pekerja layanan publik. Kondisi ini menjadi alarm bagi pemerintah agar lebih serius menata ulang alokasi anggaran demi menjaga keseimbangan antara keamanan dan layanan dasar seperti kebersihan, air bersih, dan pelayanan darurat.
Baca juga : Tarif Film Impor 100%: Strategi Trump Lindungi Industri Perfilman AS?
Kini, perhatian tertuju pada kecepatan pemulihan layanan pengumpulan sampah yang sempat lumpuh. Pemerintah kota berjanji akan segera mengembalikan jadwal penjemputan sampah ke kondisi normal secepat mungkin, demi mengatasi gunungan sampah yang masih terlihat di beberapa kawasan. Banyak warga yang berharap tidak lagi mengalami kejadian serupa, mengingat kebersihan kota berkaitan langsung dengan kesehatan dan kualitas hidup sehari-hari.
Dengan tercapainya kesepakatan ini, Philadelphia akhirnya bisa bernapas lega. Namun, kisah mogok pekerja kota 2025 menjadi pengingat bahwa pentingnya menghargai peran para pekerja layanan publik tak hanya soal upah, tetapi juga soal martabat dan kelayakan hidup. Keberhasilan menjaga kebersihan dan pelayanan kota tak lepas dari tangan-tangan pekerja yang kerap tak terlihat, tetapi selalu ada di garis depan menghadapi segala situasi, termasuk krisis yang baru saja terjadi.