Amerika Serikat kembali menunjukkan komitmennya terhadap dukungan internasional untuk Ukraina dengan mengirim Lt. Gen. (Purn.) Keith Kellogg ke Konferensi Bantuan Ukraina yang digelar di Roma pada 10–11 Juli 2025. Kehadiran Keith Kellogg diumumkan oleh Gedung Putih, menandai keterlibatan tinggi pemerintahan Presiden Donald Trump dalam memastikan kelangsungan bantuan kepada Kyiv, meskipun sempat muncul ketidakpastian mengenai kebijakan luar negeri AS dalam beberapa bulan terakhir.
Konferensi yang diselenggarakan oleh Pemerintah Italia bersama Komisi Eropa ini menjadi yang keempat sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022. Pertemuan para pemimpin dunia tersebut akan fokus pada pembiayaan rekonstruksi Ukraina, modernisasi ekonomi, serta kelanjutan bantuan militer yang selama ini menjadi tumpuan pertahanan negara itu menghadapi agresi Rusia.
Daftar isi
Fokus Bantuan Militer dan Rekonstruksi
Kehadiran Keith Kellogg di Roma memiliki makna strategis yang besar. Ia bukan hanya hadir sebagai diplomat, tetapi juga sebagai mantan penasihat keamanan nasional era Trump, yang memahami dinamika kebijakan militer AS. Dalam jadwalnya, Kellogg dijadwalkan melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Pertahanan Ukraina, Rustem Umerov, untuk membahas kelanjutan pengiriman bantuan militer yang sempat terhenti beberapa waktu lalu.
Menurut laporan Reuters, pembicaraan ini diprediksi akan menyinggung kembali permintaan Ukraina atas sistem pertahanan udara seperti Patriot, kendaraan tempur lapis baja, dan amunisi presisi tinggi yang sangat dibutuhkan di garis depan (reuters.com). Penundaan bantuan selama beberapa bulan terakhir membuat Kyiv harus berjuang keras mempertahankan wilayahnya dari gelombang serangan rudal Rusia.
Selain isu militer, konferensi di Roma juga akan menyoroti pembangunan kembali infrastruktur Ukraina yang rusak parah akibat perang. Bank Dunia memperkirakan kebutuhan dana mencapai lebih dari €500 miliar, setara sekitar US$590 miliar, untuk perbaikan jalur kereta api, pembangkit listrik, rumah sakit, sekolah, dan jaringan energi yang kini menjadi sasaran serangan Rusia. Negara-negara Uni Eropa, Amerika Serikat, dan lembaga internasional lainnya diharapkan mengumumkan kontribusi dana tambahan selama konferensi.
Diplomasi AS dan Tantangan Dukungan Internasional
Kehadiran Keith Kellogg juga mencerminkan upaya diplomasi AS untuk meyakinkan sekutu Eropa bahwa Washington tetap berdiri di belakang Ukraina. Beberapa minggu terakhir, muncul kekhawatiran di kalangan mitra Barat akibat kebijakan pemerintahan Trump yang sempat menunda pengiriman senjata ke Kyiv. Trump, dalam pernyataannya minggu lalu, mengonfirmasi bahwa AS akan melanjutkan bantuan militer tetapi menekankan “bantuan defensif” dan menghindari eskalasi lebih jauh dengan Moskow.
Pernyataan itu ditanggapi dengan hati-hati oleh Ukraina. Presiden Volodymyr Zelenskyy dalam pidatonya menyatakan bahwa “setiap hari penundaan bantuan berarti lebih banyak kerusakan dan nyawa yang hilang.” Oleh karena itu, konferensi Roma menjadi panggung penting bagi Kellogg untuk meyakinkan para pemimpin dunia bahwa Amerika tetap berkomitmen membantu Ukraina hingga konflik berakhir.
Dari sisi Eropa, Italia sebagai tuan rumah tampak ingin memainkan peran sentral dalam diplomasi Ukraina. Perdana Menteri Giorgia Meloni akan membuka konferensi bersama Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. Kehadiran para pemimpin lain, seperti Kanselir Jerman Friedrich Merz dan PM Polandia Donald Tusk, menegaskan betapa isu Ukraina tetap menjadi prioritas tinggi di Eropa, di tengah kelelahan publik terhadap perang yang terus berlarut-larut.
Peluang dan Tantangan ke Depan yang di hadiri Keith Kellogg
Konferensi Roma menjadi momen krusial bagi Ukraina dan sekutu Barat. Beberapa poin penting yang akan menjadi sorotan meliputi:
- Jadwal konkret penyaluran bantuan militer untuk memastikan tidak ada kekosongan di garis depan.
- Komitmen pendanaan rekonstruksi yang lebih pasti, bukan hanya janji politik.
- Koordinasi lintas negara agar bantuan yang diberikan efektif dan tidak tumpang tindih.
Namun, sejumlah tantangan juga masih menghantui. Ketegangan politik di dalam negeri Amerika Serikat, terutama di Kongres yang di hadiri Keith Kellogg, berpotensi mempengaruhi kecepatan persetujuan anggaran bantuan militer. Selain itu, sentimen publik di beberapa negara Eropa mulai menunjukkan kelelahan terhadap biaya besar yang harus ditanggung untuk mendukung Ukraina, yang berdampak pada stabilitas politik di dalam negeri masing-masing.
Bagi Ukraina, keberhasilan konferensi ini sangat menentukan. Negara itu membutuhkan jaminan bahwa dunia tidak akan membiarkannya berjuang sendirian, baik dalam konteks perang maupun pemulihan ekonomi pasca-konflik. Bagi sekutu Barat, membantu Ukraina bukan hanya soal solidaritas, tetapi juga upaya menjaga stabilitas Eropa dan menahan agresi Rusia agar tidak merembet lebih luas.
Baca Juga : Trump Desak Putin: Selamatkan Nyawa Warga Ukraina!
Konferensi Bantuan Ukraina di Roma menjadi ajang uji komitmen internasional untuk mendukung Kyiv di tengah agresi Rusia yang belum mereda. Keith Kellogg datang membawa pesan penting dari Gedung Putih bahwa AS tetap berkomitmen membantu, meskipun sempat muncul keraguan akibat penundaan bantuan militer.
Keputusan-keputusan yang dihasilkan di Roma akan sangat menentukan masa depan Ukraina, baik dari sisi pertahanan militer maupun pemulihan ekonomi. Dunia kini menunggu apakah dukungan untuk Ukraina akan tetap solid, atau mulai goyah di tengah tekanan politik, ekonomi, dan sosial yang semakin berat.