Warisan Terkutuk Thomas Busby

Thomas busby

Nama Thomas Busby identik dengan legenda kelam di Inggris utara. Di pusat cerita itu ada sebuah kursi tua yang kini dijuluki Busbys Stoop Chair—lebih populer sebagai “Dead Man’s Chair”. Konon, siapa pun yang duduk di kursi tersebut akan ditimpa kemalangan, dari kecelakaan kerja hingga maut. Kisah ini telah melintasi generasi, dari eksekusi pada awal abad ke-18 sampai museum lokal yang akhirnya menggantung kursinya di langit-langit agar tak ada orang yang nekat menjadikannya tempat duduk lagi. Bahasan ini menelusuri asal-usul, pilihan faktual yang terdokumentasi, catatan folklor, sampai mengapa legenda Busbys Stoop Chair tetap hidup dalam budaya pop horor modern.

Awal Mula: Kejahatan, Hukuman, dan Sumpah Kutukan

Kisah bermula pada tahun 1702. Thomas Busby dihukum gantung karena membunuh Daniel Auty (kadang ditulis Ausby), ayah mertuanya. Versi cerita berbeda-beda; namun benang merahnya sama: Busby sangat menyayangi sebuah kursi di penginapan (inn) setempat—tempat ia kerap duduk untuk minum. Ada versi yang menyebut ia mengutuki siapa pun yang berani menduduki kursinya; ada pula yang mengatakan kutukannya diucapkan sambil ia digiring menuju tiang eksekusi. Sumpah tersebut kemudian dikaitkan dengan berbagai kejadian buruk yang menimpa orang-orang setelahnya—terutama mereka yang “menantang” duduk di Busbys Stoop Chair.

Elemen “sumpah jelang eksekusi” menjadi titik dramatik utama. Dalam tradisi cerita rakyat, kutukan dari seseorang yang “dipermalukan” atau “dizalimi” sering diberi bobot moral: melintasi ruang dan waktu, membalas siapa pun yang meremehkan peringatan.

Busby Stoop Inn: Persimpangan, Penginapan, dan Reputasi Angker

Lokasi legenda berpusat di sekitar sebuah persimpangan dekat penginapan yang kemudian dikenal sebagai Busby Stoop Inn. Setelah eksekusi, jasad Busby kabarnya dipajang di gibbet (kurungan besi) di dekat area itu—umum di masa itu sebagai “peringatan publik”. Dari sini lahir dua lapis cerita: (1) lokasi persimpangan yang “bercerita”, dan (2) kursi yang menjadi simbol keras kepala Busby. Kedua lapis ini menguatkan reputasi tempat: persinggahan para pelancong, minum di penginapan, dan—di sinilah godaan muncul—mencoba duduk di kursi terlarang itu.

Catatan Insiden: Penerbang Perang & Kecelakaan 1970-an

Folklor menyebut bahwa selama Perang Dunia II, beberapa penerbang—termasuk dari pangkalan sekitar—pernah duduk di kursi tersebut, lalu ada yang tak kembali dari misi. Narasi seperti ini mudah menyebar dari mulut ke mulut di komunitas kecil: satu nama, satu kejadian, satu asosiasi dengan Busbys Stoop Chair, dan legenda bertambah bobotnya.

Memasuki 1970-an, sejumlah kecelakaan lalu lintas maupun kecelakaan kerja di sekitar wilayah itu kembali dikaitkan dengan kursi. Apakah semuanya secara faktual benar-benar duduk di kursi itu sebelum celaka? Dokumentasi formal yang lengkap sulit ditemukan, tetapi anekdot menyebar cepat—terutama ketika ada saksi atau keluarga korban yang mengonfirmasi “mereka memang sempat duduk di sana.” Pada akhirnya, pemilik penginapan memindahkan kursi ke museum setempat pada akhir 1970-an untuk mengakhiri “uji nyali” pengunjung.

Keputusan Museum: Kursi yang Digantung Tinggi

Kursi dipindahkan ke Thirsk Museum (North Yorkshire) dan—sebagai pernyataan visual yang kuat—digantung di langit-langit. Langkah ini punya efek ganda:

  1. Keamanan: tidak ada lagi orang yang bisa duduk di kursi dan mengundang persepsi “kutukan bekerja”.
  2. Teater narasi: tampilan kursi yang menggantung adalah pemandangan dramatis, membuat pengunjung otomatis bertanya: “Seangker apa sampai harus digantung?”

Pilihan kurasi seperti ini jitu untuk sejarah lokal: sekaligus menghormati tradisi lisan masyarakat dan mengelola rasa ingin tahu publik tanpa mengklaim kebenaran absolut.

Riset Skeptis: Apakah Kursinya Sezaman dengan Busby?

Sisi lain yang menarik justru datang dari penilaian furnitur. Pemerhati furnitur tradisional pernah menelaah konstruksi kursi yang kini dipajang. Temuan kuncinya: elemen spindle (jeruji sandaran) menunjukkan ciri bentuk yang dihasilkan mesin, bukan teknik pole lathe yang lazim pada awal 1700-an. Dari petunjuk ini, asal pembuatan kursi ditaksir sekitar pertengahan abad ke-19—lebih muda dari masa hidup dan eksekusi Thomas Busby.

Artinya, ada kemungkinan Busbys Stoop Chair yang sekarang kita lihat bukan kursi yang pernah diduduki Busby. Tetapi di sinilah paradoks folklor: temuan teknis ini justru memperkaya cerita—menambahkan lapisan “apakah kursi tertukar?” atau “apakah kutukan melekat pada tempat, bukan pada objek?”. Narasi tidak padam; ia berevolusi.

Baca Juga:
5 Benda Terkutuk Paling Mengerikan di Amerika dari Annabelle hingga Dybbuk Box

Mengapa Legenda “Busbys Stoop Chair” Tidak Pernah Padam?

Setidaknya ada lima faktor:

  1. Premis horor yang sederhana. “Duduk = celaka” itu mudah diingat dan gampang dibagikan. Tidak perlu latar sejarah rumit untuk membuat orang ragu.
  2. Efek psikologis & bias konfirmasi. Begitu seseorang percaya, setiap kebetulan tampak seperti pola; setiap musibah usai duduk terasa “pembuktian”.
  3. Daya tarik tempat. Persimpangan jalan, penginapan, dan kursi tua menghadirkan lanskap visual yang kuat—mudah jadi set fotografi, mudah diingat.
  4. Kurasi museum yang teatrikal. Kursi yang tergantung di langit-langit adalah “poster” sempurna bagi legenda.
  5. Amplifikasi media & internet. Kisah lokal yang menarik akan cepat menjadi bahan berita, postingan blog, podcast, video, hingga daftar “benda terkutuk paling angker”.

Sederhananya, Busbys Stoop Chair berada di titik manis antara artefak, cerita, dan imajinasi kolektif.

Fakta yang Bisa Dipegang vs. Cerita yang Layak Didengar

Fakta yang relatif solid:

  • Thomas Busby dieksekusi pada 1702 karena pembunuhan.
  • Ada kursi tua yang kini berada di Thirsk Museum dan telah lama tidak boleh diduduki—secara harfiah digantung.
  • Ada tradisi lisan tentang penerbang perang dan kecelakaan 1970-an yang dikaitkan dengan kursi.

Fakta yang diperdebatkan:

  • Apakah kursi yang sekarang benar-benar identik dengan kursi Busby pada awal 1700-an? Indikasi konstruksi menunjuk usia kursi yang lebih muda.
  • Apakah benar semua korban pernah duduk? Sulit diverifikasi; sebagian besar berupa kesaksian dan anekdot.

Kesimpulan netral: kisah Thomas Busby dan Busbys Stoop Chair paling tepat ditempatkan sebagai folklor historis—di mana potongan arsip, riset teknis, dan cerita turunan hidup berdampingan, saling melengkapi tanpa harus saling meniadakan.

Di antara banyaknya kisah benda angker, Busbys Stoop Chair menonjol karena gabungan “drama personal” (pembunuhan & eksekusi), “lokasi ikonik” (persimpangan & penginapan), dan “artefak mudah divisualkan” (kursi tua yang digantung). Entah Anda melihatnya sebagai peringatan moral agar tidak meremehkan hal mistis, atau sekadar contoh klasik urban legend yang tumbuh bersama komunitas, satu hal jelas: legenda Thomas Busby telah berhasil menanamkan rasa gentar pada benda yang paling biasa—sebuah kursi kayu.

Reff Site: The Curse of Busby's Stoop Chair | Haunted Rooms®

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *